Ditulis Oleh: CAHYA RIZKI SUJONO, Kelas: XII TKJ 2
Identitas Buku
Judul: Talijiwo
Penulis: Sujiwo Tejo
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2018
Halaman: 170 Halaman
ISBN: 978-602-291-455-6
Versi Bahasa Indonesia
Sinopsis:
Sudah berapa lama kau terjebak dengan beragam kesibukan yang tak habis-habis itu? Berhentilah berbusa-busa tentang kemerdekaan bila ternyata kau sendiri tak punya waktu luang. Padahal, hanya di dalam waktu luang manusia bisa berpikir dan merenung tentang bagaimana seyogianya mengisi kemerdekaan hidup. Maka, waktu luang itu jangan dimampatkan lagi dengan melulu main gadget. Berbincanglah bersamaku. Duduklah di sampingku dan buka ruang imajinasimu. Bersama-sama kita akan larut dalam suara-suara Talijiwo. Mungkin kau akan semakin gelisah, marah, atau justru lupa pada beban dunia. Mari bersama-sama merdeka. Meski kita tetap tak bisa merdeka dari kenangan.
Kalimat diatas adalah penggalan kutipan yang dituturkan dalam TALIJIWO. Ini merupakan puisi khas Sujiwo Tejo yang banyak diikuti oleh anak-anak muda di Twitter. Romantis, mengena, dan memiliki makna berlapis-lapis. Buku ini berisi kumpulan essai tentang keseharian manusia yang dibicarakan atau ”dirasani” oleh sepasang kekasih, pasangan suami-istri, para pemudi pemuda yang jatuh cinta, atau antara anggora keluarga. Obrolan dan kritik tentang hidup ini sesekali dihiasi oleh puisi pendek talijiwo itu tadi.
Kelebihan buku:
Salah satu kelebihan dari buku ini adalah mengenai kemampuan Sujiwo Tejo untuk membuat pembaca berpikir. Melalui buku ini, para pembaca dituntut untuk cermat dan kritis agar mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dalam setiap esainya. Kritik sosial serta sindiran-sindiran dalam cerita pun sebenarnya merupakan pesan yang bebas untuk diartikan.
Kekurangan buku:
Tetapi buku ini juga sebenarnya memiliki suatu kekurangan. Pesan-pesan yang disampaikan dengan latar kisah sederhana menyebabkan cerita menjadi terlihat abstrak. Hal tersebut seakan membuat gagasan Sujiwo Tejo menjadi terlihat biasa saja jika pembaca tidak berupaya untuk berpikir kritis setelah menamatkan buku ini. Mungkin hal tersebut bertujuan untuk menyamarkan pandangan politik serta keberpihakan dari Sujiwo Tejo sendiri, demi menyasar kalangan pembaca yang lebih universal.
Rekomendasi:
Menurut saya buku ini cukup cocok untuk dibaca para remaja yang sedang mengalami masa – masa percintaan karena selain mengandung cerita yang lucu dan mengkritik tetapi juga cerita yang mencampur adukkan rindu, cinta, manisnya kasih, bersama rasa rempahnya hidup.
Rating:
8/10
English Version
Written by: CAHYA RIZKI SUJONO, Grade: XII TKJ 2
Book Identity
Title: Talijiwo
Author: Sujiwo Tejo
Publisher: PT Bentang Pustaka
Publish Year: 2018
Pages: 170 Pages
ISBN: 978-602-291-455-6
Synopsis:
How long have you been stuck with those endless activities? Stop talking about independence if you find that you don’t have any free time yourself. In fact, only in their spare time can humans think and reflect on how to fulfill the freedom of life. So, don’t compress your free time by just playing gadgets. Talk to me. Sit next to me and open the space of your imagination. Together we will dissolve in the voices of Talijiwo. Maybe you will become more restless, angry, or even forget the burdens of the world. Let’s be free together. Even though we still can’t be free from memories.
The sentence above is a fragment of the quote that is spoken in TALIJIWO. It is Sujiwo Tejo’s signature poem that many young people follow on Twitter. Romantic, striking, and has multiple meanings. This book contains a collection of essays about human daily life that are talked about or “feeled” by lovers, husband and wife, young women who fall in love, or between family members. These conversations and criticisms about life are occasionally embellished by the short talijiwo poem earlier.
Strengths:
One of the strengths of this book is about Sujiwo Tejo’s ability to make readers think. Through this book, readers are required to be careful and critical in order to know the message that the author wants to convey in each of his essays. Social criticism and satire in the story are actually messages that are free to interpret.
Weakness:
But this book also actually has a drawback. The messages conveyed with the background of a simple story cause the story to look abstract. This seems to make Sujiwo Tejo’s idea look normal if the reader does not try to think critically after finishing this book. Perhaps this is aimed at disguising the political views and partiality of Sujiwo Tejo himself, in order to target a more universal audience.
Recommendation:
I think this book is quite suitable to be read by teenagers who are going through periods of love because apart from containing funny and criticizing stories, but also stories that mix longing, love, the sweetness of love, and the spice of life.
Ratings:
8/10